dikutip dari Buletin An Nur MTsN 1 Wonogiri edisi XI~februari 2012
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al-An’am : 116)
Hari kasih sayang yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut Valentine Day amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia . Menjelangnya bulan Februari , seperti saat ini, banyak kita temui simbol-simbol atau iklan-iklan tidak Islami hanya untuk mengekspos Valentine. Semua kalangan berlomba-lomba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan dukungan media massa seperti surat kabar, radio maupun televisi, sebagian besar orang Islam juga turut disuguhi dengan iklan-iklan tentang Valentine Day. Bagaimana di Indonesia? Tampaknya tidak jauh berbeda dengan remaja-remaja luar negeri sana. Mereka yang notabenenya muslim-muslimah, menjiplak habis-habisan perilaku permisif dan serba halal yang dilakukan oleh orang barat. Hal ini, tentu saja sangat memprihatinkan karena kalau dilihat dari latar belakang sejarah perayaan Valentine bukan bersal dari ajaran Islam. Tapi bukan hanya itu masalahnya. Akan tetapi perayaan Valentine selalu dibarengi dengan kegiatan-kegiatan yang mubazir, berbau jahiliah dan cenderung kepada kemaksiatan.
SEJARAH VALENTINE:
Sungguh merupakan hal yang ironis atau menyedihkan dan tidak sepatutnya terjadi, apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri terjun dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang karena kesalahan dan bersifat dermawan maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya dengan penguasa Romawi pada waktu itu yaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai upacara keagamaan.
Tetapi sejak abad 16 M, upacara keagamaan tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi perayaan bukan keagamaan. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta supercalis kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai hari kasih sayang juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropa bahwa waktu kasih sayang itu mulai bersemi bagai burung jantan dan betina pada tanggal 14 Februari.
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang berarti galant atau cinta. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang martyr bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya. Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine melalui greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merusak akidah muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan, perjodohan dan kasih sayang. Muda-mudi dibawa dalam kehidupan yang bebas, mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, bertukar hadiah, hingga kencan, bahkan sampai penghalalan perbuatan zina. Semua itu mengatasnamakan ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido belaka. Na’udzubillahi min dzalika.
PANDANGAN ISLAM
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontoh begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?
Mari kita renungkan firman Allah SWT :
“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (QS. Al-Isra : 36)
Dalam Islam kata tahu berarti mampu mengindera (mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan, bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.
Oleh karena itu Islam amat melarang kepercayaan yang mengikuti kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.
Hadis Rasulullah SAW : “ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah SWT dalam Surah Al-Imran ayat 85 :
“Barang siapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. ( QS. Al – Imran : 85 )
HAL-HAL YANG HARUS DIBERI PERHATIAN:
Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama karena kehidupan kita tidak dapat lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah Valentine Day :
1. PRINSIP / DASAR
Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan supercalis bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani, maka berubah menjadi acara keagamaan yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.
2. SUMBER ASASI
Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam. Oleh karena itu , berpeganglah kepada akal rasional manusia semata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam, maka ia akan tertolak, sebagaimana
Firman Allah SWT :
“Dan Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al-Baqarah : 120).
3. TUJUAN
Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di muka bumi adalah baik. Bukan berarti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah SAW bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
4. OPERASIONAL
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah SWT :
Perhatikanlah firman Allah SWT :
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS. Al- Isra : 27)
“…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS.Al-Anfal : 63)
Sudah jelas sekarang, apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah dengan dalih toleransi dan setia kawan. Karena kalau dikatakan toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia. Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan/memuja-muja Valentine Day?. Sudah semestinya kita menyadari sejak dini, agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita iri hati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar-Rahman dan
Ar-Rahim. Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan alternatif terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.
MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH)
Perhatikanlah Firman Allah :
“…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.(QS. Al-Baqarah : 145).
Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqamah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya. Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu ta’at sehingga dengan izin Allah SWT. kita dapat berjumpa dengan para Nabi, baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW.sebagaimana Firman Allah SWT :
“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.(QS. An-Nisa : 69).
Dalam masalah aqidah dan ibadah, Islam mengajarkan kita untuk bersikap tegas. Dengan begitu kemuliaan Islam dan umatnya akan terjaga. Dinul Islam sarat dengan nilai kasih sayang. Bahkan tegaknya Dinul Islam atas dasar kasih sayang. Coba simak firman Allah SWT berikut:
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar". (QS. Al-Fath: 29)
Sejalan dengan itu Rasulullah SAW. juga pernah menyampaikan:
"Belum sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri"
Kasih sayang dalam Islam bersifat Universal. Ia tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, ia juga tidak dibatasi oleh objek dan motif. Kasih sayang diwujudkan dalam bentuk yang nyata seperti silaturahmi, menjenguk yang sakit, meringankan beban tetangga yang sedang ditinpa musibah, mendamaikan orang yang berselisih, mengajak kepada kebenaran (amar ma'ruf) dan mencegah dari perbuatan munkar.
Sudah saatnya pemuda Islam sadar dari keterpurukan dan bangkit menyongsong masa depan yang sudah berada di tangan Islam. Kalau tidak sekarang kapan lagi ? kalau bukan kita, lalu siapa lagi ?
0 komentar:
Posting Komentar